Halo semuanya! Apa kabar?
Lama banget kita nggak berjumpa
di blog ini ya? Hehehe ibaratnya rumah, pasti udah banyak sarang laba-labanya
rumah ini saking lamanya ditinggalin begitu saja..
Ada banyak banget cerita yang
ingin saya share, setelah hampir 4 taun vacuum dari dunia blog. Bayangkan saja,
saya udah ganti pekerjaan, ganti kota tempat tinggal, ganti (nambah) hobby,
ganti status, sampai udah punya junior. Hehehe.. Oh iya, saya juga lagi mau
nambah nama nih. Kalo dulu belakangnya ST, sekarang lagi struggling buat nambah
MBA di belakangnya ST hehehe.. mohon doanya ya gaes. :)
Sebenernya saya (sudah lama) ingin
kembali aktif lagi di dunia blog ini karena saat ini saya berada di lingkungan
pembelajar yang positif dengan orang-orang hebat yang suka berbagi ilmu dan
pengetahuan. Malam ini (akhirnya) saya bener-bener update tulisan saya di blog
adalah saat kira-kira dua minggu lalu saya baru saja menyelesakan mata kuliah
Knowledge Management.
Di situ kami belajar banyak
tentang apa itu “pengetahuan”, pentingnya bagi sebuah perusahaan atau
organisasi, dan bagaimana mengelolanya. Ada satu session dari dosen pak AhmadGhazali, PhD di mana saya jadi ingat bahwa pengetahuan harus
disimpan dengan baik agar bisa berguna bagi orang lain. Nah di sini saya jadi
ingat lagi ceramah ustad Abdul Somad bahwa ilmu yang bermanfaat bagi orang lain
akan menjadi amal jariyah bagi kita bahkan setelah kita mati nanti.
Kebetulan, saya pernah menulis “Karena satu ide yang ditulis jauh lebih
baik daripada sejuta ide di angan-angan” lalu karena saya terkesan, maka
saya jadikan blog title sampai sekarang hehehe… maka bulatlah sudah tekad saya
untuk get back in the game again..
Pada subject Knowledge,
dijelaskan mengapa penting bagi kita untuk terus menerus menambah pengetahuan
(alias belajar) dari masa ke masa. Ya yang pasti kita tau bahwa knowledge akan
selalu related dengan kempauan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik, misal
saja seorang petani konvensional setelah diberi penyuluhan oleh ahli pertanian,
akan melakukan cara bertani yang lebih baik dari sebelumnya dan tentunya bisa meningkatkan
produktivitasnya.
Di era sekarang ini, kita bisa lihat
dunia berkembang pesat, bisa beli barang dari HP, bisa jual barang bekas lewat
HP, bisa wawancara kerja lewat laptop saja, kelompok yang berjauhan bisa bersama-sama
mengerjakan satu naskah dalam satu file dalam waktu yang bersamaan, dan lain
sebagainya. Ini bisa kita sebut sebagai Knowledge Explosion, di mana
bermunculan pengetahuan-pengetahuan baru yang bisa jadi membuat pengetahuan-pengetahuan
lama menjadi obsolete atau usang.
Itu baru contoh individual ya,
bayangkan saja bila sudah berbicara mengenai organisasi atau perusahaan. Bagaimana
mau maju bila tidak bisa meng-handle ledakan pengetahuan tersebut? Ingat ya,
kalau sudah berbicara organisasi tentunya bukan lagi bicara masing-masing
individu disuruh belajar sendiri, tapi bagaimana secara kolektif organisasi
bisa mengelola pengetahuan-pengetahuan tersebut.
Oh iya, jangan rancu soal knowledge
atau pengetahuan ya. Ada “data”, ada “informasi”, ada “pengetahuan”, ada “ide”,
dan ada “implementasi”.
Data itu berkaitan dengan fakta-fakta soal sesuatu, misal data dari
sebuah rumah makan adalah: jumlah pengunjung, jam berkunjung, rata-rata pemesanan
per orang, profil pengunjung dsb.
Informasi itu mengambil data-data yang ada lalu kemudian dicemati untuk
tujuan tertentu. Misalnya dalam rangka mengetahui menu apa yang paling
disuka dibutuhkan data penjualan; mencermati waktu datang pembeli untuk
menentukan jam operasional yang efektif dsb.
Pengetahuan itu adalah mengolah informasi-informasi untuk tujuan
melakukan sesuatu dengan lebih baik. Misalnya setelah kita sampai pada tahapan
ini, restoran jadi tahu cara menjual lebih baik pada pembeli yang datang, lebih
sedikit makanan yang tidak laku, lebih sedikit yang over-produksi, dsb.
Idea itu adalah menciptakan sesuatu yang baru setelah mengetahui
cara untuk melakukan sesuatu dengan baik. Misal setelah restoran itu beroperasi
dengan baik, sedikit complain, omzet yang meningkat, karyawan restoran happy,
dsb. Sang owner bisa jadi mulai berpikir untuk melakukan ekspansi, misalnya
dengan melayani pembelian online, melayani pembelian bahan setengah matang
(ready to cook), dsb.
Implementasi itu adalah menerapkan ide menjadi kenyataan. Dalam hal
ini tentunya terkait dengan memulai sesuatu yang baru setelah melakukan
feasibility study atau studi kelayakan. Pemilik restoran dalam hal ini akhirnya
memilih melayani penjualan melalui ojek online pada step ide awalnya, untuk ide
menjual makanan siap saji mungkin saja dilaksanakan pada step-step selanjutnya.
Pada tulisan selanjutnya, saya
akan ceritakan apa sih perlunya mengelola pengetahuan (Knowledge Management)
dalam suatu bisnis dan perusahaan. Stay tune ya gaes. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
feel free to comment! no charge needed!