Kamis, 19 April 2018

Ayo Kita Kelola Pengetahuan! (Knowledge Management)


Halo semuanya! Apa kabar?
Lama banget kita nggak berjumpa di blog ini ya? Hehehe ibaratnya rumah, pasti udah banyak sarang laba-labanya rumah ini saking lamanya ditinggalin begitu saja..
Ada banyak banget cerita yang ingin saya share, setelah hampir 4 taun vacuum dari dunia blog. Bayangkan saja, saya udah ganti pekerjaan, ganti kota tempat tinggal, ganti (nambah) hobby, ganti status, sampai udah punya junior. Hehehe.. Oh iya, saya juga lagi mau nambah nama nih. Kalo dulu belakangnya ST, sekarang lagi struggling buat nambah MBA di belakangnya ST hehehe.. mohon doanya ya gaes. :)

Sebenernya saya (sudah lama) ingin kembali aktif lagi di dunia blog ini karena saat ini saya berada di lingkungan pembelajar yang positif dengan orang-orang hebat yang suka berbagi ilmu dan pengetahuan. Malam ini (akhirnya) saya bener-bener update tulisan saya di blog adalah saat kira-kira dua minggu lalu saya baru saja menyelesakan mata kuliah Knowledge Management.
Di situ kami belajar banyak tentang apa itu “pengetahuan”, pentingnya bagi sebuah perusahaan atau organisasi, dan bagaimana mengelolanya. Ada satu session dari dosen pak AhmadGhazali, PhD di mana saya jadi ingat bahwa pengetahuan harus disimpan dengan baik agar bisa berguna bagi orang lain. Nah di sini saya jadi ingat lagi ceramah ustad Abdul Somad bahwa ilmu yang bermanfaat bagi orang lain akan menjadi amal jariyah bagi kita bahkan setelah kita mati nanti.



Kebetulan, saya pernah menulis “Karena satu ide yang ditulis jauh lebih baik daripada sejuta ide di angan-angan” lalu karena saya terkesan, maka saya jadikan blog title sampai sekarang hehehe… maka bulatlah sudah tekad saya untuk get back in the game again..

Pada subject Knowledge, dijelaskan mengapa penting bagi kita untuk terus menerus menambah pengetahuan (alias belajar) dari masa ke masa. Ya yang pasti kita tau bahwa knowledge akan selalu related dengan kempauan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik, misal saja seorang petani konvensional setelah diberi penyuluhan oleh ahli pertanian, akan melakukan cara bertani yang lebih baik dari sebelumnya dan tentunya bisa meningkatkan produktivitasnya.



Di era sekarang ini, kita bisa lihat dunia berkembang pesat, bisa beli barang dari HP, bisa jual barang bekas lewat HP, bisa wawancara kerja lewat laptop saja, kelompok yang berjauhan bisa bersama-sama mengerjakan satu naskah dalam satu file dalam waktu yang bersamaan, dan lain sebagainya. Ini bisa kita sebut sebagai Knowledge Explosion, di mana bermunculan pengetahuan-pengetahuan baru yang bisa jadi membuat pengetahuan-pengetahuan lama menjadi obsolete atau usang.




Itu baru contoh individual ya, bayangkan saja bila sudah berbicara mengenai organisasi atau perusahaan. Bagaimana mau maju bila tidak bisa meng-handle ledakan pengetahuan tersebut? Ingat ya, kalau sudah berbicara organisasi tentunya bukan lagi bicara masing-masing individu disuruh belajar sendiri, tapi bagaimana secara kolektif organisasi bisa mengelola pengetahuan-pengetahuan tersebut.

Oh iya, jangan rancu soal knowledge atau pengetahuan ya. Ada “data”, ada “informasi”, ada “pengetahuan”, ada “ide”, dan ada “implementasi”.


Data itu berkaitan dengan fakta-fakta soal sesuatu, misal data dari sebuah rumah makan adalah: jumlah pengunjung, jam berkunjung, rata-rata pemesanan per orang, profil pengunjung dsb.
Informasi itu mengambil data-data yang ada lalu kemudian dicemati untuk tujuan tertentu. Misalnya dalam rangka mengetahui menu apa yang paling disuka dibutuhkan data penjualan; mencermati waktu datang pembeli untuk menentukan jam operasional yang efektif dsb.
Pengetahuan itu adalah mengolah informasi-informasi untuk tujuan melakukan sesuatu dengan lebih baik. Misalnya setelah kita sampai pada tahapan ini, restoran jadi tahu cara menjual lebih baik pada pembeli yang datang, lebih sedikit makanan yang tidak laku, lebih sedikit yang over-produksi, dsb.
Idea itu adalah menciptakan sesuatu yang baru setelah mengetahui cara untuk melakukan sesuatu dengan baik. Misal setelah restoran itu beroperasi dengan baik, sedikit complain, omzet yang meningkat, karyawan restoran happy, dsb. Sang owner bisa jadi mulai berpikir untuk melakukan ekspansi, misalnya dengan melayani pembelian online, melayani pembelian bahan setengah matang (ready to cook), dsb.
Implementasi itu adalah menerapkan ide menjadi kenyataan. Dalam hal ini tentunya terkait dengan memulai sesuatu yang baru setelah melakukan feasibility study atau studi kelayakan. Pemilik restoran dalam hal ini akhirnya memilih melayani penjualan melalui ojek online pada step ide awalnya, untuk ide menjual makanan siap saji mungkin saja dilaksanakan pada step-step selanjutnya.

Pada tulisan selanjutnya, saya akan ceritakan apa sih perlunya mengelola pengetahuan (Knowledge Management) dalam suatu bisnis dan perusahaan. Stay tune ya gaes. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

feel free to comment! no charge needed!